" OM SWASTI ASTU "
Sore tadi aku turut mengantar tetangga yang meninggal ke kuburan. Isak tangis keluarga menyertai kepergiannya. Alunan musik tradisional mengiringi perjalanan, yang semakin membuat kita ikut terbawa perasaan.
--- Timbul pertanyaan dalam hatiku "apa yang mereka sebenarnya tangisi?".
++ Hatiku pun balik menjawab, "yach, yang mereka tangisi sebenarnya adalah kenangan-kenangan yang pernah dilalui bersama badan kasar almarhum, tapi mereka tidak pernah menangisi/mengasihani Sang Roh yang kebingungan, atas apa yang telah menimpanya, dan apa yang menunggunya nanti".
Tiba di kuburan, serentetan upacara penguburan dilaksanakan, usai mayat diletakkan di lubang kubur, tiap orang melemparkan berbagai nominal uang ke dalam kubur sebagai bekal almarhum.
--- Aku kembali bertanya dalam hati, "benarkah yang mereka lakukan itu?"
++ Secepat kilat hatiku menjawab pula, "yg mereka lakukan itu keliru, ketika kamu tamasya terakhir kali, pernahkah kamu melihat seorang penjual disana? adakah kamu melihat uang disini beredar disana? Dengan melakukan itu, bukankah kita juga melanggar aturan yang tertulis dalam tiap lembarnya yg berbunyi "barang siapa yang dengan sengaja...blabla...blabla...blabla..."
--- Aku membalas, "ya benar apa yang kau katakan, alangkah lebih bagusnya kalau uang itu dikumpulkan, terus diberikan kepada pihak yang ditinggalkan, selain untuk membantu meringankan beban perekonomian mereka, atau bisa juga digunakan untuk melaksanakan upacara penyempurnaan seperti ngaben"
Proses penguburan telah selesai, setiap orang satu persatu pulang ke rumahnya, membawa cerita dan duka masing2.
Di perjalanan pulang aku kembali mengingat wacana seorang "almarhum" yang berbunyi, "mengantar orang yang telah meninggal ke kubur tidak ubahnya mengantar orang yang berpergian memakai pesawat, si pengantar hanya bisa mengantar sampai gerbang keberangkatan, terus yang diperbolehkan berangkat dan terbang hanya si penumpang, karena dia telah memiliki "tiket pesawat", begitu juga halnya ketika pesawat sedang transit di suatu negara, dan penumpang diperbolehkn berkeliaran di seputaran bandara, ada kalanya mereka melakukan transaksi, trs apa yg terjadi? tempat yang dikunjungi menolak menggunakan mata uang asalnya sebagai alat pembayaran, dan mereka diharuskan menukar terlebih dulu uang mereka di "money changer" untuk dapat melanjutkan transaksi.
Pesan Penulis
Di kala ingin meringankan kesusahan seseorang, kita harus tahu dan paham dulu letak susahnya dimana, setelah itu baru lah ulurkan tangan kebajikan agar tepat sasaran, dan tepat guna. (Gede Laksana 13/02/2017)
Pahamilah, seberapa kuat pun kita mampu menahan nafas akhirnya kita harus melepaskannya juga, kisah hidup di dunia ini mirip dengan sebuah helaan nafas.
Dan kalau boleh saya sarankan sedikit, jikalau anda punya keluarga yang telah meninggal, mulai sekarang simpan pakaian, kamen mereka pada satu tempat dengan baik di rumah, yach barang satu atau dua stel saja, dan begitu pula saat hari-hari raya agama kita, buatlah 2 "sode/soda" karena pada saat itu beliau-beliau diberikan "ijin berlibur" sampai sore hari, dimana beliau-beliau itu akan berkenan untuk berkunjung ke tempat "memori" mereka terbentuk ketika hidup di dunia. Percaya atau tidak sekarang anda yg memutuskannya. (Gede Laksana 13/02/2017)
Pahamilah, seberapa kuat pun kita mampu menahan nafas akhirnya kita harus melepaskannya juga, kisah hidup di dunia ini mirip dengan sebuah helaan nafas.
Dan kalau boleh saya sarankan sedikit, jikalau anda punya keluarga yang telah meninggal, mulai sekarang simpan pakaian, kamen mereka pada satu tempat dengan baik di rumah, yach barang satu atau dua stel saja, dan begitu pula saat hari-hari raya agama kita, buatlah 2 "sode/soda" karena pada saat itu beliau-beliau diberikan "ijin berlibur" sampai sore hari, dimana beliau-beliau itu akan berkenan untuk berkunjung ke tempat "memori" mereka terbentuk ketika hidup di dunia. Percaya atau tidak sekarang anda yg memutuskannya. (Gede Laksana 13/02/2017)
" OM SHANTI, SHANTI, SHANTI, OM "
TS perdebatan hati sebelumnya
ReplyDeleteiya TS nya indi sebelumnya cm ganti judul
ReplyDeletehebat
ReplyDeletetulisane melah
ReplyDeletesalut ma bli
ReplyDeletebaru tau trm ksh
ReplyDelete