"OM SWASTI ASTU"
Hiduplah sebuah keluarga kecil yang terdiri dari 3 anggota keluarga yakni bapak, ibu dan seorang anak laki-lakinya yang masih berumur lima tahun. Mereka hidup sangat sederhana di sebuah rumah kontrakan.
Suatu pagi ketika bapak ini akan berangkat kerja sebagai buruh pasar, sang istri pun berkata "pak, beras kita hampir habis lo, tapi bapak jangan memaksakan diri ya, bapak kan masih sakit", lalu bapak itu memandang istrinya dan tersenyum tanpa berucap sepatah kata pun. Selang beberapa langkah anaknya berlari ke arahnya lalu memeluk kakinya sambil berkata dengan wajah memelas "pak, pulang kerja nanti bawain Putu kue donat ya" , si bapak berlutut dan mengelus rambut anaknya "nanti bapak beliin sayang" katanya sambil mencium kening si anak.
Di pasar sambil menunggu langganan, si bapak ini terus berpikir, "isi dompetku kini tinggal 20rb, belum beli beras, beli donat, bayar listrik dan air bulanan pun telah menanti, bayar kontrakan juga sudah dekat, disamping itu sekarang pendapatan terus berkurang, apa yang harus aku lakukan sekarang?". Pemikiran itu terus menghantui setiap saat, baik saat sedang mimikul barang dagangan ataupun saat menunggu.
Siang hari si bapak hanya membeli sepotong roti dan segelas teh untuk makan siangnya, karena dia benar-benar sedang berhemat untuk keperluan keluarganya. Setelah makan siang bapak itu tak langsung pulang, dia ikut memarkirkan motornya di stand ojek terminal bersama teman-temannya. Di sini pun dia harus ikut menunggu penumpang seperti yang lainnya, sambil menunggu dia duduk di depan emper toko sambil tangannya dilipat dan menundukkan wajahnya dan menutup matanya. Tidur beberapa saat, tiba-tiba salah seorang teman membangunkannya karena tiba giliran untuk dia mendapatkan penumpang.
Sore hari dia pun pulang kerumah, sebelum pulang dia tak lupa membeli beras dan donat pesanan sang anak, tiba di depan rumah istri dan anaknya sudah menyambutnya dengan senyum dan tawa.
Pesan Penulis
Seorang bapak/suami adalah aktor yang buruk dalam hal tangis menangis, alasannya sederhana karena dia tak pandai menangis, walaupun dia selalu mencoba untuk menanggung segala beban berat pada keluarganya tapi dia tetap membisu, dan mungkin akan selalu tersenyum untuk menyembunyikan kesulitan apa yang sedang dia rasakan, jika ingin melihat air mata seorang suami/bapak pandang matanya lalu lihat ke dalam hatinya,
Sekali-sekali pandanglah wajah bapakmu, lihatlah tiap lekukan dari kerutan wajahnya, itu adalah simbol dari perjuangan panjang tanpa pamrih kepada mu, jikalau suatu saat engkau menjadi seseorang yang berhasil, sadarilah itu semua bukan karena jerih payahmu, tapi itu adalah jerih payah orang tua mu. Mulailah dari sekarang membayar hutang-hutang kepada orang tua mu, tapi ingat satu hal, apapun yang engkau lakukan dan berikan kepada orang tua mu, itu tak akan pernah melunasi hutangmu kepada "Guru Rupaka".
Pesan ini buat istri/anak, hargailah usaha suami/bapakmu karena hanya untuk membuat kalian bahagia, kadang kalian tidak mengerti apa-apa saja yang sudah beliau lalui.
Sekuat-kuatnya superman dia tetap mempunyai kelemahan, kryptonite akan mengalahkannya
oleh Gede Laksana
"OM SHANTI, SHANTI, SHANTI, OM"
No comments:
Post a Comment