"OM SWASTIASTU" merupakan salam pembuka yang biasa diberikan oleh orang bali kepada seseorang
yang ditemuinya. Dan saat ini umat Hindu di Indonesia, kalau saling berjumpa
dengan sesamanya, umumnya mengucapkan "OM SWASTIASTU". Salam umat ini sekarang
telah menjadi salam resmi dalam sidang-sidang Dewan Perwakilan maupun pertemuan
resmi lainnya, adapun maksud dari salam tersebut adalah sapaan sekaligus doa
untuk lawan bicara agar orang tersebut selalu diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun penjelasan mengenai kata tersebut, dapat dilihat dari
percakapan Rsi Dharmakerti dengan Sang Suyasa. Setelah Sang Suyasa memperbaiki cara
duduknya, maka dimulailah percakapan mereka.
- Rsi Dharmakertipun : “Anakku, tadi anakku mengucapkan panganjali “OM SWASTIASTU" Tahukah ananda apa artinya?
- Sang Suyasa : " Belum guru".
- Rsi Dharmakerti : " Jika belum, dengarlah dengan seksma ! "OM" adalah aksara suci untuk Ida Sang
Hyang Widhi Wasa. Nanti akan Guru terangkan lebih lanjut. Kata "SWASTIASTU" terdiri dari
kata-kata Sansekerta yaitu SU + ASTI + ASTU, "Su" artinya baik, "ASTI" artinya adalah, "ASTU" artinya mudah-mudahan. Jadi arti keseluruhan OM SWASTIASTU ialah
“Semoga ada dalam keadaan baik atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa”. Kata SWASTIASTU ini berhubungan erat dengan simbol suci
Agama kita, yaitu "SWASTIKA" yang merupakan dasar kekuatan dan
kesejahteraan Buana Agung (Makrokosmos) dan Buana Alit (Mikrokosmos). Bentuk
Swastika ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan galaksi atau kumpulan
bintang-bintang di cakrawala yang merupakan dasar kekuatan dari perputaran alam
ini. Keadaan alam ini sudah diketahui oleh nenek moyang kita sejak dahulu kala
dan lambang Swastika ini telah ada beribu-ribu tahun sebelum masehi. Dan dengan ucapan panganjali "OM SWASTIASTU" itu anakku
sebenarnya kita sudah memohon perlindungan kepada Sang Hyang Widhi yang
menguasai seluruh alam semesta ini. Dan dari bentuk Swastika itu timbullah
bentuk Padma (teratai) yang berdaun bunga delapan (asta dala) yang kita pakai
dasar keharmonisan alam, kesucian dan kedamaian abadi.
- Sang Suyasa : Oh Gurunda, maafkan kalau hamba memotong. Hamba tidak
mengira demikian luas maksud dari ucapan panganjali atau penghormatan hamba
tadi itu. Betul-betul hamba tidak tahu artinya. Hamba hanya mendengar demikian,
lalu hamba ikut-ikutan saja.
- Rsi Dharmakerti : Memanglah demikian tinggi nilai dari ajaran Agama kita
ananda. Guru gembira bahwa ananda senang mendengarnya. Ingatkah ananda apa
yang Guru pakai untuk menjawab ucapan panganjali itu?
- Sang Suyasa : Guru membalas dengan mengucapkan kata "OM SHANTI, SHANTI, SHANTI". Tapi hamba tak tahu artinya.
- Rsi Dharmakerti : Tidak mengapa ananda, Guru akan jelaskan bahwa arti kata OM
SHANTI, SHANTI, SHANTI itu ialah: Semoga damai atas karunia Hyang
Widhi”. Shanti artinya damai. Dan jawaban ini hanya diberikan oleh orang yang
lebih tua kepada yang lebih muda. Sedangkan balasan atau sambutan yang diberikan atas panganjali “OM SWASTIASTU” dari orang sebaya, atau dari orang yang lebih
tua cukuplah dengan membalas dengan mengucapkan "OM SWASTIASTU" yaitu sama-sama mendoakan semoga
selamat. Jadi hanya yang lebih tua patut memakai "OM SHANTI, SHANTI, SHANTI" terhadap yang lebih muda.
Atau dipakai juga untuk menutup suatu uraian atau tulisan.
Sumber : http://cakepane.blogspot.com/2010/03/om-swastiastu-salam-sekaligus-doa.html
Sumber : http://cakepane.blogspot.com/2010/03/om-swastiastu-salam-sekaligus-doa.html
trm ksh atas pembelajarannya
ReplyDeletemantap bli
ReplyDelete