Sunday 23 April 2017

PANGANJALI

"OM SWASTIASTU" merupakan salam pembuka yang biasa diberikan oleh orang bali kepada seseorang yang ditemuinya. Dan saat ini umat Hindu di Indonesia, kalau saling berjumpa dengan sesamanya, umumnya mengucapkan "OM SWASTIASTU". Salam umat ini sekarang telah menjadi salam resmi dalam sidang-sidang Dewan Perwakilan maupun pertemuan resmi lainnya, adapun maksud dari salam tersebut adalah sapaan sekaligus doa untuk lawan bicara agar orang tersebut selalu diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Esa. 

Adapun penjelasan mengenai kata tersebut, dapat dilihat dari percakapan Rsi Dharmakerti dengan Sang Suyasa. Setelah Sang Suyasa memperbaiki cara duduknya, maka dimulailah percakapan mereka. 

-  Rsi Dharmakertipun“Anakku, tadi anakku mengucapkan panganjali “OM SWASTIASTU" Tahukah ananda apa artinya?

-  Sang Suyasa : " Belum guru".

-  Rsi Dharmakerti : " Jika belum, dengarlah dengan seksma ! "OM" adalah aksara suci untuk Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Nanti akan Guru terangkan lebih lanjut. Kata "SWASTIASTU" terdiri dari kata-kata Sansekerta yaitu SU + ASTI + ASTU, "Su" artinya baik, "ASTI" artinya adalah, "ASTU" artinya mudah-mudahan. Jadi arti keseluruhan OM SWASTIASTU ialah “Semoga ada dalam keadaan baik atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa”. Kata SWASTIASTU ini berhubungan erat dengan simbol suci Agama kita, yaitu "SWASTIKA" yang merupakan dasar kekuatan dan kesejahteraan Buana Agung (Makrokosmos) dan Buana Alit (Mikrokosmos). Bentuk Swastika ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan galaksi atau kumpulan bintang-bintang di cakrawala yang merupakan dasar kekuatan dari perputaran alam ini. Keadaan alam ini sudah diketahui oleh nenek moyang kita sejak dahulu kala dan lambang Swastika ini telah ada beribu-ribu tahun sebelum masehi. Dan dengan ucapan panganjali "OM SWASTIASTU" itu anakku sebenarnya kita sudah memohon perlindungan kepada Sang Hyang Widhi yang menguasai seluruh alam semesta ini. Dan dari bentuk Swastika itu timbullah bentuk Padma (teratai) yang berdaun bunga delapan (asta dala) yang kita pakai dasar keharmonisan alam, kesucian dan kedamaian abadi. 

-   Sang Suyasa Oh Gurunda, maafkan kalau hamba memotong. Hamba tidak mengira demikian luas maksud dari ucapan panganjali atau penghormatan hamba tadi itu. Betul-betul hamba tidak tahu artinya. Hamba hanya mendengar demikian, lalu hamba ikut-ikutan saja. 

-  Rsi Dharmakerti : Memanglah demikian tinggi nilai dari ajaran Agama kita ananda. Guru gembira bahwa ananda senang mendengarnya. Ingatkah ananda apa yang Guru pakai untuk menjawab ucapan panganjali itu?

-   Sang Suyasa : Guru membalas dengan mengucapkan kata "OM SHANTI, SHANTI, SHANTI". Tapi hamba tak tahu artinya.

-   Rsi Dharmakerti :  Tidak mengapa ananda, Guru akan jelaskan bahwa arti kata OM SHANTI, SHANTI, SHANTI itu ialah: Semoga damai atas karunia Hyang Widhi”. Shanti artinya damai. Dan jawaban ini hanya diberikan oleh orang yang lebih tua kepada yang lebih muda. Sedangkan balasan atau sambutan yang diberikan atas panganjali “OM SWASTIASTU” dari orang sebaya, atau dari orang yang lebih tua cukuplah dengan membalas dengan mengucapkan "OM SWASTIASTU" yaitu sama-sama mendoakan semoga selamat. Jadi hanya yang lebih tua patut memakai "OM SHANTI, SHANTI, SHANTI"  terhadap yang lebih muda. Atau dipakai juga untuk menutup suatu uraian atau tulisan. 

Sumber : http://cakepane.blogspot.com/2010/03/om-swastiastu-salam-sekaligus-doa.html







2 comments:

UDENG

" OM SWASTIASTU " Tata busana orang-orang Bali ketika melaksanakan suatu upacara atau kegiatan keagamaan memiliki ciri-ciri ...