Friday, 23 June 2017

TRI NETRA

" OM SWASTIASTU "

Pada kesempatan ini, izinkan saya berbagi sedikit informasi yang kiranya bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua, khususnya umat Hindu di Nusantara. Dan semoga dengan adanya tulisan ini menambah pengetahuan kita tentang atribut dari salah satu Tri Murti (Tri = tiga, Murti = perawakan/badan, jadi Tri Murti adalah tiga kekuatan Brahman/Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta, pemelihara, dan pelebur). Yang akan kita bahas kali ini adalah tentang atribut dari Dewa Siwa. 

Dewa Siwa begitu di kenal dengan "wujudNya" yang begitu unik lain dari yang lain, dan penuh dengan seni (ini kata orang yang berjiwa seni). Tapi dalam keunikan wujudNya ini tesimpan makna mendalam dalam tiap atribut yang beliau kenakan. Sebagai contoh beliau digambarkan dengan sosok yang memiliki tiga mata atau kita kenal dengan istilah Tri Netra (Tri = tiga, Netra = Mata). Dan karena hal ini pula beliau bergela Tryambaka Deva (tiga mata Tuhan).

Mungkin masih ada yang belum tahu perihal tentang ketiga mata ini. Kedua mata yang di bawah alis bernama Phalanetra dan Agnilocana. Phalanetra terdiri dari dua kata, yaitu Phala (buah atau hasil), dan Netra (mata). Sedangkan Agnilocana yang terdiri dari dua kata pula dan memiliki arti Agni (api/Dewa Agni) dan Locana (mata). Nah masih ada satu mata lagi yang digambarkan pada sosok beliau, yaitu mata yang ada pada dahiNya. Mata ini dikenal dengan nama Trolocana (Tro/Tri = tiga, Locana = mata).  

Kenapa dinamakan Phalanetra? Cerita tentang Phalanetra tak pernah disebutkan secara detail pada Purana. Maka dari itu sebagai penulis, saya mencoba membuat kesimpulan sendiri. Mungkin dinamakan seperti ini dikarenakan beliau yang senantiasa melihat/mengawasi ketulusan/keikhlasan para pemujaNya dalam memuja Dewa Siwa, sehingga dengan begitu beliau lalu memberikan berkah/anugerah kepada mereka yang telah mampu membuatNya berkenan.

Bagaimana dengan Agnilocana? Dalam kisah dari beberapa Purana dinamakan seperti itu, karena dalam menghancurkan segala sesuatu berkaitan dengan Agni (api).

Sedangkan kisah Trolocana muncul terdapat beberapa kisah pada Purana antara lain yaitu
  • Diceritakanlah Dewa Siwa sedang asyik bercengkerama dengan saktiNya yaitu Dewi Parwati. Sang Dewi sedang bermain tutup-tutupan mata, karena mata Dewa Siwa ditutup oleh kedua telapak tangan Dewi Parwati, hal ini menyebabkan Dewa Siwa sulit melihat. Dan terhalangnya penglihatan Dewa Siwa ini, maka dunia menjadi goncang. Maka, dari  kening beliau muncullah mata ketiga (Trolocana) untuk mengembalikan keadaan dunia seperti sedia kala, yang terganggu akibat kedua mataNya yang tertutup oleh kedua telapak tangan Dewi Parwati.
  • Pada Lingga Purana dikisahkan asura Tataka (yang hanya mampu dibunuh oleh anaknya Dewa Siwa yaitu Dewa Kumara) mengganggu kedamaian di dunia manusia dan dunia para Dewa. Di kala itu Dewa Siwa sedang bermeditasi setelah kehilangan saktiNya Dewi Sati. Dalam kebingungan inilah yang membuat para Dewa yang dipimpin oleh Dewa Indra (Raja kahyangan/pemimpin para Dewa/Dewa petir) mencoba membangunkan Dewa Siwa dan hendak menjodohkan dengan Dewi Parwati. Mereka sepakat meminta pertolongan Dewa Kama (Dewa asmara/cinta kasih). Dengan upayaNya, berangkatlah para Dewa disertai Dewi Parwati ke tempat Dewa Siwa bertapa. Karena keampuhan dari panah Dewa Kama, maka Dewa Siwa tersadar dari meditasiNya. Dewa Siwa yang sedikit terusik oleh perbuatan Dewa Kama lalu membuka mata ketiganya dan menyemburkan api. Api itu segera membakar Dewa Kama hingga menjadi abu. Karena terkena panah cinta dari Dewa Kama akhirnya Dewa Siwa menikah dengan Dewi Parwati, dan melahirkan putra yang bernama Dewa Kumara/Subrahmanya yang dapat membunuh asura Tataka.
Ketiga bagian dari Tri Netra telah dijelaskan pada tulisan di atas, sekarang mari kita bahas tentang makna filosofi dari ketiga mata tersebut. 
  • Phalanetra dan Agnilocana melambangkan matahari (mata kananNya), dan bulan (mata kiriNya). Dua mata di kanan dan kiri ini menunjukkan aktivitasNya di dunia fisik.
  • Sedangkan mata ketiga di pusat dahiNya (Trolocanayang melambangkan jnana (pengetahuan) ini dikenal sebagai mata kebijaksanaan atau pengetahuan. Maka disimbolkan lah memalui cerita bahwa kekuatan pandangan mata ketiga Dewa Siwa ini dijelaskan pula bersifat menghancurkan kejahatan, maka dari itu para asura dan sejenisnya/pelaku kejahatan begitu ketakutan akan kekuatan mata ini. Mengapa demikian? Karena dengan pengetahuan dan kebijaksanaan kita akan mampu membelenggu/mengalahkan segala sifat buruk/adharma dalam diri.
Tri Netra merupakan tiga buah mata gaib dari Dewa Siwa yang mampu melihat seluruh alam semesta ini, dan Trolocana yang berada di dahi atau cudamani yang tertutup, dijelaskan dalam pagelaran Wayang Sapuh Leger sebagai drama ritual yang disakralkan di Bali pun dikisahkan bahwa :
  • Dewa Siwa bersabda, mataKu ada tiga (Tri Netra) diantara keningKu ada satu mata lagi, mata gaib yang dapat melihat seluruh alam dan tertutup oleh cudamani sebagai pemusatan pikiran
  • Dengan lambang cundamani ini khususnya dalam penggunaan udeng jejateran untuk sembahyang wajib menggunakan simpul hidup di depan dan dipusat dahi disela-sela mata karena simbol dari mata ketiga (Trolocana). Untuk lebih detailnya Klik di sini
Sekian kisah tentang Dewa Siwa saya akhiri. Semoga dengan tulisan ini mampu menambah wawasan anda tentang agama Hindu sehingga anda akan semakin mencintai agama yang telah di anut selama ini. Jika ada tulisan yang salah, alur cerita yang tak sesuai, saya sebagai penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Karena "tak ada gading yang tak retak".

oleh Gede Laksana



" OM SHANTI, SHANTI, SHANTI, OM "





No comments:

Post a Comment

UDENG

" OM SWASTIASTU " Tata busana orang-orang Bali ketika melaksanakan suatu upacara atau kegiatan keagamaan memiliki ciri-ciri ...