Saturday, 3 June 2017

MAKNA AMOR RING ACINTYA

"OM SWASTIASTU"

Dalam masyarakat Hindu Nusantara khususnya di Pulau Bali, kita kerap mendengar kalimat "amor ring Acintya" ketika melayat orang meninggal atau mendengar ada yang telah meninggal. Mungkin masih ada yang belum tahu apa arti dari kalimat ini, yang sebenarnya merupakan sebuah doa. Mari kita bahasa dulu apa arti dari doa ini, lalu kita akan mengetahui apa makna sebenarnya yang tersembunyi.

Dumogi amor ring Acintya terdiri dari kata "dumogi" yang berarti semoga, kata "amor" yang berarti menuju, bersatu, bercampur. Kata "ring" mempunyai arti di, pada, kepada, sedangkan kata Acintya artinya tak tersentuh oleh pikiran, tak terpikirkan (yang dimaksud tak tersentuh/terpikirkan tak lain adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa). Jadi arti keseluruhan dari kalimat "amor ring Acintya" yaitu semoga bersatu kepada yang tak tersentuh oleh pikiran

Tapi sangat disayangkan, kini doa ini dirasa hanya sebatas slogan atau ungkapan semata, yang sebenarnya kalimat tersebut sarat akan makna dan tak banyak yang mengetahuinya. Amor ring Acintya kalau kita pahami dengan seksama akan berkaitan dengan Moksa yang merupakan tujuan akhir dari umat Hindu.

Pada Wrhaspati Tatwa dituliskan bahwa dalil asal muasal kita harus dipahami, jika kita ingin kembali ke asal muasal kita yakni alam kedewataan. Maksudnya adalah kalau memang berniat sampai ke tujuan akhir, maka kita diharapkan wajib mengenal jalan yang harus ditempuh. Bagaimana mungkin akan sampai pada tujuan "amor ring Acintya" kalau pada kehidupan yang telah dilalui "mengenal jalan" menuju ke sana pun tidak?  Dalam lontar-lontar di Bali banyak disebutkan bahwasanya "untuk menuju ke tujuan akhir, pertama kita harus mengenal  prinsip penciptaan dan asal muasal serta prinsip tatwa, Kedua mengenal jalannya, selanjutnya menempuh jalan tersebut, lalu menjalaninya dengan ketulus-ikhlasan di saat menempuhnya. Setelah tahapan ini dilaksanakan dengan sempurnalah baru kemungkinan kita akan sampai ke tujuan "amor ring Acintya." Itu pula yang menjadi alasan mengapa orang-orang suci pada zaman dahulu selalu 
mengajarkan, bahwa tugas spiritual pokok manusia semasa hidupnya agar selalu membina diri dalam melenyapkan Sad Ripu (enam kegelapan batin) dan menumbuhkan sifat penuh kewelas-asihan dan kebaikan, yang mana disaat kematian itu telah datang, maka kita akan siap dan bisa mengalaminya dalam keadaan yang penuh shanti (damai). 

Mengapa memahami kalimat doa "amor ring Acintya" yang populer di kalangan masyarakat Bali begitu penting? Ini dikarenakan ketika seseorang berucap doa ini kepada seseorang, bukan hanya sebagai ucapan belasungkawa atau doa semata, tapi sebenarnya mereka juga secara tak langsung berulang kali mengingatkan, dan menyadarkan diri mereka sendiri dan orang lain bahwa asal muasal kita dan tujuan kita tak lain adalah Sang Hyang Acintya. Inilah makna dan maksud yang terpendam dari pengucapan doa "amor ring Acintya" tersebut. Nah semoga dengan tulisan singkat ini semeton sedharma sedikitnya paham arti serta makna terpendam dari doa "amor ring Acintya", sehingga kita semua juga senantiasa membina diri agar senantiasa selalu berjalan dijalanNya dan selalu menjauhi laranganNya. Jikalau ada kesalahan-kesalahan dalam penulisan, saya selaku penulis mohon maaf sebesar-besarnya.

Pesan Penulis

Istilah-istilah umum yang sering kita ucapkan namun tanpa kita sadari apa makna sebenarnya, sering kali itu hanya akan menjadi ungkapan ataupun pemanis mulut semata. Padahal kalimat doa itu adalah warisan berupa petuah orang-orang suci zaman dulu kepada generasi selanjutnya, yang dibuat untuk direnungi sehingga diharapkan kita mampu memahaminya, lalu melaksanakannya. Mari tetap berusaha walaupun pada kenyataannya memang berat, karena jikalau kita tetap teguh di jalanNya maka pada akhirnya akan kita rasakan pula keindahanNya. Dan tak lupa tuk pahami pula warisan yang lain dari orang-orang suci zaman dahulu, karena dalam tiap ungkapan, peninggalan, dan tulisan mereka merupakan petuah suci yang berguna bagi generasi berikutnya agar senantiasa selalu belajar menjadi lebih baik.

"OM SHANTI, SHANTI, SHATI, OM "


7 comments:

UDENG

" OM SWASTIASTU " Tata busana orang-orang Bali ketika melaksanakan suatu upacara atau kegiatan keagamaan memiliki ciri-ciri ...