Tuesday 9 May 2017

SURGA TIDAK ADA DI TELAPAK KAKI IBU

" OM SWASTIASTU "

Tulisan ini adalah kenangan masa SMP ku dulu yang tak pernah kulupakan. Ini bermula dari hobiku yang gemar membaca buku. Suatu saat aku membaca sebuah pepatah yang sangat menarik, yang berbunyi "surga ada di telapak kaki ibu". Karena penasaran, aku pun mendekati ibu ku yang siang itu sedang tertidur. Walau sudah hampir 30 menit kuamati, tetap tak kutemukan letak surganya dimana. Dan aku pun membuat kesimpulan bahwa pepatah itu bohong. Pepatah itu pun menjadi teka-teki besar bagiku begitu lama.

Ketika aku duduk di bangku SMA, akhirnya aku menemukan jawaban dari pepatah itu. Waktu itu ibuku demam, aku pun merendam kakinya pada baskom yang telah terisi air hangat. Setelah merasa cukup, kukeringkan kakinya dengan selembar handuk. Nah saat proses mengeringkan inilah aku baru menyadari, betapa tebal kulit kakinya dan penuh dengan kerutan-kerutan.

Menyaksikan hal itu, aku pun mulai berpikir. Jika kulit kakinya setebal itu, sudah berapa langkah yang beliau tempuh untuk mencari nafkah menghidupi anak-anaknya? Sudah berapa kilometer juga yang beliau lalui untuk membuat sang anak tetap tersenyum bahagia? Kerutan di kakinya pun menyisakan tanya kepadaku "seberapa sabarkah beliau menjalani ini semua demi kelangsungan hidup buah hatinya?"

Ternyata kata pepatah yang mengatakan surga ditelapak kaki ibu itu tak terbukti benar jika kita menerimanya langsung tanpa menyadari akan makna sebenarnya. Kalimat yang sederhana tapi mempunyai maksud yang begitu dalam, dan kalau dijabarkan akan menjadi sangat panjang.

Langkah seorang ibu telah dimulai ketika mulai berumah tangga. Seorang ibu terus "melangkah" ketika mengasuh anaknya saat dalam kandungan sampai anak itu dewasa. Itu adalah rangkaian perjalanan hidupnya. Tiap detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahun, beliau selalu melangkahkan kakinya. Dan ayunan langkah ibu ini selalu disertai ucapan, sentuhan, atau kegiatan yang mengandung kasih sayang dan akan membekas diotak anaknya.

Begitu pula tentang mimik wajah ibu dikala berbicara dengan sang anak. Sikap seorang ibu dalam menghadapi persoalan hidup keluarga. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama ataupun kegiatan yang diberikan kepada anak. Ke semua dari pengalaman hidup itu kemudian akan membentuk karakter anak yang akan menentukan arah perjalanan/masa depan anaknya. Jadi, jejak langkah ibu inilah nantinya yang akan terekam diotak anak yang akan menentukan "siapa dan akan jadi apa dia" kelak dewasa nanti. 

Jadi makna tersembunyi dari pepatah surga di telapak kaki ibu adalah surga itu ada pada perjalanan kasih ibu mengurus buah hatinya, yang mana kesemua ini merupakan proses perjalanan membangun pikiran anak/karakternya agar dikemudian hari menjadi manusia yang beradab dan berguna. Maka sekarang saya dapat menarik kesimpulan bahwa memang benar langkah ibu adalah surga bagi sang anak.

Pesan Penulis

Mari kita renungi sebentar, seberapa lelah dan jauhnya ibu kita telah berjalan. Sebagai seorang anak, usahakanlah agar ibumu selalu tersenyum, karena jika penyebab senyum ibumu karena dirimu, berarti engkau adalah anak yang paling beruntung, dan engkau pula yang nanti akan selalu menyadari apa itu kebahagiaan sempurna.

oleh Gede Laksana

" OM SHANTI, SHANTI, SHANTI, OM "






No comments:

Post a Comment

UDENG

" OM SWASTIASTU " Tata busana orang-orang Bali ketika melaksanakan suatu upacara atau kegiatan keagamaan memiliki ciri-ciri ...