Saturday 20 May 2017

PERCAKAPAN DENGAN TUHAN

" OM SWASTIASTU "

Ada sebuah percakapan antara Tuhan dan umatNya. Tapi walaupun percakapan pendek ini adalah sebuah humor/imajinasi belaka, kalau kita baca dan pahami dengan seksama, maka kita akan menemukan makna yang begitu dalam dan petuah penting didalamnya. Untuk lebih jelasnya yuk kita simak percakapan pada gambar dibawah ini.


Apa yang bisa anda petik dari percakapan singkat itu? Jikalau anda tak begitu yakin, mari kita sama-sama membedah makna tersembunyinya.

Sewaktu kita sembahyang, kerap kita menceritakan semua permasalahan yang telah menimpa diri. Kadang, ada sampai yang bercerita panjang lebar dalam doanya. Apakah hal itu salah? Tentu saja tidak kan. Cuma pada percakapan di atas kita diingatkan bahwa, "permasalahan apapun yang kita hadapi" Tuhan itu sudah tahu semua, karena sifat Beliau yang Maha Tahu. Jadi kita masih ingin, dalam tiap doa kita bercerita kepada Beliau yang sudah tahu akan semuanya? Jawaban itu saya kembalikan kepada pembaca. Oh iya, saya jadi ingat dulu apa kata pepatah "janganlah kita mengajari anak bebek berenang."

Nah ini ada lagi, kerap dalam tiap doa, kita senantiasa mengucapkan suatu permohonan kepadaNya. Baik itu, memohon agar senantiasa sehat, rejeki, jodoh, dan lain sebagainya. Kalau itu semua ditulis pada kertas, mungkin jumlah dari permohonan kita itu akan bisa menjadi sebuah buku. Pertanyaannya, apakah ke semua permohonan kita itu akan dikabulkan? Yang jelas kita tidak tahu pastinya kan, dan memohon kepadaNya sepertinya sah-sah saja. Masalah dikabulkan atau tidak, itu Beliau yang ngatur. Tapi bagaimana kalau mulai sekarang, dalam tiap doa kita cukup "memohon keselamatan", karena kata keselamatan itu mencangkup banyak aspek, selain itu kita juga tak perlu panjang lebar bertutur kata kan? Di sini saya teringat kalimat orang tua yang berbunyi, "bersembahyanglah karena itu adalah kewajibanmu, hadir kehadapanNya apa adanya, bukan karena ada apanya". Jadi kalimat itu menegaskan kita apa itu bersembahyang secara tulus ikhlas tanpa pengharapan ataupun balasan. Tapi semua keputusan itu kembali saya serahkan kepada pembaca.

Kadang juga dalam melontarkan permohonan, kerap kita seperti menuntut kepadaNya agar doa segera dikabulkan. Bukankah ini namanya egois? Gara-gara tertundanya keinginan, kita melontarkan doa dengan nada dan maksud menuntutNya, tapi kita lupa menuntut diri kita sendiri untuk selalu bersyukur akan segala anugerahNya. Percayalah kepadaNya, apapun yang terjadi itu semua karena karma phala kita sendiri, dan semua rencana-rencana Beliau pasti akan indah pada waktunya. Ingat tak ada mahkluk hidup yang dari lahir sampai ajal menjemputnya selalu memperoleh kebahagiaan, begitu juga sebaliknya.

Pesan Penulis

Percaya tak ada sesuatu yang bisa disembunyikan dariNya. Tetap bersyukur dan berdoa walau dalam keadaan terjepit sekalipun. Percayalah untuk meletakkan segala harapanmu padaNya, karena Beliau tak akan pernah mengecewakan hambaNya, bukankah yang sering mengecewakan Beliau adalah umatNya sendiri, tapi Dia tidak. Ingat harapan itu bukanlah sebuah impian, tapi itu merupakan sebuah jalan agar sebuah mimpi jadi kenyataan, jadi masihkah engkau ragu meletakkan harapanmu padaNya?

Jangan pernah meragukanNya karena apa yang telah/sedang terjadi padamu, percayalah itu semua adalah anugerah dariNya, walau yang menimpa padamu itu adalah sebuah masalah. Hadiah dari Beliau tak kan selalu dibungkus dengan kemasan yang indah dan menawan, terkadang Tuhan membungkusnya dengan permasalahan tetapi didalamnya selalu ada berkah yang menanti, dan itu akan kita pahami jika kita selalu percaya dan selalu bersyukur hanya padaNya.



" OM SHANTI, SHANTI, SHANTI, OM "

2 comments:

UDENG

" OM SWASTIASTU " Tata busana orang-orang Bali ketika melaksanakan suatu upacara atau kegiatan keagamaan memiliki ciri-ciri ...