Sunday 14 May 2017

HAL KECIL YANG TERLUPAKAN

" OM SWASTIASTU "

Ada sebuah kisah yang kuangkat dan kujadikan sebuah cerita, ini merupakan pengalaman langsung dari temanku sendiri. Sebut saja namanya Darana. Dia seorang wiraswasta yang sangat sukses. Darana dikaruniai istri yang cantik, dan 2 anak yang sehat. Walaupun kesuksesannya membatasi waktu luangnya, namun untuk bersembahyang akan selalu dia sempatkan.

Suatu hari takdir berkata lain, kejadian-kejadian buruk terus menimpanya. Mulai dari bisnisnya yang mengalami kemunduran, dan ada juga modalnya yang ditipu oleh partner bisnisnya. Sehingga dia pun harus mengalami kerugian yang begitu banyak. Dan hal itu terus berlanjut, sehinga dia yang dulu dikenal sebagai Darana Si Sukses kini bergelar Darana Si Melarat. Kemelaratan Darana benar-benar sudah dalam tahap memprihatinkan, bahkan untuk makan pun dia harus berusaha habis-habisan. Apesnya lagi, dia mengalami pilihan yang begitu sulit, dia harus mengikhlaskan istrinya kabur dengan pria lain yang lebih mapan. Kini hanya tinggal Darana dan dua anaknya saja.

Walau kehidupannya bagaikan "telur di ujung tanduk", tapi Darana tak pernah menunjukkan kesedihannya sedikit pun. Suatu hari dia berdoa di Sanggah Merajan-nya. Saat sembahyang dia duduk menghadap ke linggih Kemulan lalu berucap "Pekulun Hyang Guru, ijinkanlah hari ini aku memujaMu, memanjatkan puji dan syukurku kehadapanMu. Pada kesempatan ini aku kembali ucapkan beribu-ribu terima kasih atas anugerah yang Engkau berikan pada kami semua, tak kan berkurang sedikit pun rasa syukurku kepadaMu walau dalam keadaanku yang sekarang. Ku anggap ini adalah phala dari karmaku sendiri, dan kuanggap pula ini adalah sebuah pelajaran akan kasih sayangMu kepada kami sekeluarga. Semoga seluruh makhluk selalu berbahagia dan dalam lindunganMu." 

Bagaimanapun sulit kehidupannya, namun Darana tak pernah memohon untuk hidup yang lebih baik. Yang kerap dia lontarkan dalam tiap doanya adalah "memohon keselamatan bersama". Dan rasa syukur itu sering dia ajarkan kepada dua anak-anaknya. Sehingga kedua anaknya itu tumbuh dengan kepribadian yang baik dan jujur, walau dalam hidup yang penuh kekurangan.

Dalam keseharian Darana bekerja sebagai tukang ojek. Suatu hari  ketika hendak pulang ke rumah dari pekerjaan rutinnya mengojek, Darana menemukan sebuah dompet, ternyata isi dompet itu penuh dengan uang dan kartu-kartu penting lainnya. Namun hal tersebut tak membuatnya gelap mata, dia pun pergi ke rumah orang yang bersangkutan dan mengembalikan dompet tersebut. Ternyata dompet itu milik seorang pengusaha yang kaya raya, melihat ketulusan, kejujuran, dan keikhlasan Darana, membuat pengusaha itu tertarik dan menjadikan Darana sebagai supir pribadinya. Berkat bekerja di sana, kehidupan Darana kini menjadi berkecukupan, dan mampu menyekolahkan anak-anaknya lagi. 

Pesan Penulis

Ketika seorang berada pada "titik nol" kehidupannya, sering dia terbingungkan oleh maya-Nya. Berbagai cara akhirnya dia tempuh agar bisa kembali pada situasi hidupnya semula. Dan dalam keadaan ini, menyebabkan banyak orang yang menganggap Tuhan itu tak adil, bahkan ada yang menyalahkan Beliau atas apa yang menimpanya. Banyak yang lupa, bahwa ada hukum alam yang tak bisa ditentang, hukum itu kita kenal dengan Karma Phala atau ada yang menyebutnya dengan Hukum Tabur Tuai. Nah disinilah permainan maya dari Beliau mulai menari. Terus bagaimana caranya menghentikan tarian maya ini? "Syukur" adalah jawaban yang tepat akan pertanyaan itu. Dengan syukur anda akan bisa berpikir lebih rasional, sehingga kebelakangnya akan melahirkan jalan keluar dari permasalahan diri.

Efek dari rasa syukur ini sebenarnya begitu besar. Dengan syukur kita akan tumbuh menjadi pribadi yang "sabar". Setelah itu kita pun mulai ter"sadar" akan diri, sehingga kita akan tetap "berpikir positif", dan disini mulailah kita "mencari tahu" tentang makna hidup, lalu kita akan "belajar memperbaiki diri."  Rasa "ikhlas menikmati hidup" yang sedang dijalani ini akan tumbuh selanjutnya, dan diikuti dengan kemampuan "mengendalikan diri terhadap obsesi hidup". Setelah kemampuan-kemampuan itu dirasakan, makan munculah kemampuan kita untuk "menghilangkan kebiasaan membanding-bandingkan diri" dengan orang lain. Lambat laun rasa takut akan kegagalan mulai sirna, berganti dengan "keinginan untuk hidup bahagia" yang mulai tumbuh, lalu terjadilah sebuah "perubahan nyata". Ingat hal itu hanya akan terjadi jika anda sering "bersyukur", sehingga terbukalah pintu perubahan hidup dan rejeki melalui usaha-usaha yang anda lakukan.



" OM SHANTI, SHANTI, SHANTI, OM "



No comments:

Post a Comment

UDENG

" OM SWASTIASTU " Tata busana orang-orang Bali ketika melaksanakan suatu upacara atau kegiatan keagamaan memiliki ciri-ciri ...