Wednesday, 10 May 2017

PERTANYAAN MENJEBAK

" OM SWASTIASTU "

Suatu hari aku bertamu ke rumah teman bapakku untuk sekedar berbincang2, beliau seorang Jro Gde yang setingkat lagi melinggih jadi Sulinggih. Orangnya baik dan lembut, wawasannya luas, serta cakap dalam spiritual. Jujur aku sudah berulang kali menyatakan maksudku ingin berguru tentang kebijaksanaan padanya, namun kerap ditolak secara halus, dan selalu berkata "Bapak juga masih belajar, belum pantas menerima murid, bagaimana jika kita sama-sama belajar."

Di sana kami duduk di sebuah balai bengong. Di depan kami, terhidang secangkir teh hangat dan sepiring "jaje". Sambil menikmati hidangan, kami memulai percakapan, saking asyiknya kita bercengkrama, beliau tiba-tiba melontarkan sebuah pertanyaan yg begitu sederhana.

Jro Gde bertanya "nak Indi menurutmu manakah duluan ada "telur" apa "ayam"?. Jelaskan alasannya kenapa?

Aku mulai memikirkan jawabannya "kalau telur duluan ada, trs yg menelurkan siapa? Bukankah yang menelurkan itu ayam, hmmm... tp klo ayam duluan ada, bukankah ayam berasal dari telur?".

Aku sedikit bingung dan berpikir lagi "atau jangan-jangan jawabannya itu "telur", karena yang diucapkan Jro Gde pertama adalah "telur"? Tapi pertanyaannya adalah, "manakah duluan ada", bukan "manakah duluan saya sebutkan", jadi tidak mungkin itu alasannya, pikirku.

Atau jangan-jangan ini ada hubungannya dengan hal ilmiah. Mungkinkah beliau yang seorang spiritual dan pemuka agama, bertanya hal yang berbau ilmiah kepada seorang yang tidak mengerti tentang sains? Ataukah mungkin beliau ingin aku pulang mengambil perangkat elektronikku, sehingga aku bisa menelusuri jawabannya di search engine? "Ah ngga mungkin" batinku berkata.

Ketika menghadapi kebingungan aku menutup mata, mengosongkan pikiran, dan menenangkan diri. Tiba-tiba muncul sebuah bayangan, yach....sebuah refleksi muncul, sebutir telur yg keluar dari genangan air. Kubuka mataku lalu, menepuk jidatku dan tertawa ha..ha..ha, aku kini menyadari kebingunganku oleh permainan katanya.

Aku bertanya "Pak Jro, sebelum saya menjawab, saya mohon ijin dulu bertanya nggih?" Jro Gde membalas "silahkan". Aku balik bertanya "apakah yg Pak Jro tanyakan adalah sebutir telur tanpa embel-embel kata keterangan dibelakangnya? Seperti yang ditanyakan adalah telur ayam? telur bebek? ato telur hewan lainnya? Jro Gde tersenyum dan berkata "pertanyaannya jelas, cuma telur tanpa tambahan keterangan di belakangnya." 

Lantas aku mengemukakan jawabanku "jika memang seperti itu, berarti yang duluan ada adalah "telur". Ketika awal penciptaan, yang pertama muncul adalah "telur", dan dari "telur" inilah terciptanya alam semesta beserta isinya ini sesuai dengan Purana, kataku.

Beliau tertawa dan menepuk pundakku, kami pun melanjutkan perbincangan sampai jam 11 siang, karena aku tahu beliau selalu melaksanakan puja tepat jam 12 siang. Aku pamitan dan meluncur pulang dengan motor matic ku :

Pesan Penulis

Jika suatu saat kita menghadapi suatu permasalahan/kejadian yang menjebak kita di dalamnya dan membuat kita bingung, hendaknya kita menenangkan diri dulu. Memilah dan menimbangkan permasalahan tersebut terlebih dahulu sebelum membuat keputusan adalah langkah yang tepat, agar tak menyesal di kemudian hari. Karena dengan tenangnya pikiran kita akan mampu berpikir lebih rasional dan positif.

Begitu juga ketika kita memperoleh kesenangan/keasyikan dalam sebuah pencerahan dari seseorang melalui perbincangan-perbincangan yang memakan banyak waktu tanpa kita sadari, ingatlah jangan mau menang sendiri. Karena tiap orang mempunyai aktifitas rutin yang berbeda-beda, janganlah untuk kesenangan pribadi hingga kita mengganggu kesenangan org lain.

by Gek Vanya



No comments:

Post a Comment

UDENG

" OM SWASTIASTU " Tata busana orang-orang Bali ketika melaksanakan suatu upacara atau kegiatan keagamaan memiliki ciri-ciri ...