" OM SWASTIASTU "
Tiba-tiba kejadian
itu kembali terkenang. Aku teringat jelas ketika Papa menjelaskan sesuatu
kepadaku. Suatu kali dengan manja aku bertanya pada Papa : “Betulkah
Tuhan itu ada, Papa ? Dan apa artinya Tuhan bagi kita ?”
Kuingat
benar, karena pertanyaan itu Papaku tersenyum dan mengusap
kepalaku. Kemudian tak terduga sama sekali Papa memijit hidungku, membuat
hidungku sulit menangkap udara masuk. Karenanya aku mengelak disebabkan
susah bernapas. Lalu dengan lucunya pula Papa menutup mataku dengan
saputangan. Kemudian masih ada kelanjutannya, Papa menutup telingaku
dengan kapas. Aku tak dapat mendengar lagi lagu rock yang
diputar Kakak dari radio tape kesayangannya. Tak
hanya itu, Papa juga bertubi-tubi menghujaniku dengan pertanyaan-pertanyaan.
Papa
bertanya, “Dapatkah kau hidup bila tak ada udara yang ke luar masuk rongga
dadamu? Dapatkah kau melihat alam yang indah tanpa matamu? Dapatkah kau
mendengarkan suara, bahkan suara yang keras sekalipun tanpa telingamu? Kepada
siapakah kau harus berterima kasih untuk semuanya itu ? Matahari yang menerangi
bumi, siapakah penciptanya ? Lalu alam tempat kita tinggal dan hidup ini, siapa
pula yang membuatnya ?”
Aku
tersenyum mendengarkan itu, karena menurutku, Papa menjadi mirip dengan seorang
penceramah.
“Nah,
sekarang akan Papa jelaskan apa pula arti Tuhan bagimu, dan bagi kita. Sebelum
itu Papa ingin bertanya, ingatkah kamu kemarin malam apa yang terjadi ketika
listrik padam?”
“Gelap.”
Jawabku cepat.
“Apa
lagi ?” Papa bertanya lagi.
“Rio
menangis memangil-manggil Mama dan Papa” tandasku.
“Benar
sekali, lalu…? Papa terus bertanya.
“Rio
tertidur lagi”
“Itu
pun betul, tetapi mengapa Rio tidak rewel lagi ?”
“Karena
Papa tidur di sebelah Rio. Rio memang manja kepada Papa, lebih-lebih kepada
Mama.”
Papa
tersenyum, kemudian katanya, “bukan itu sebabnya. Rio tidak rewel lagi, karena
dalam gelap itu Papa mengulurkan tangan. Dengan memegang tangan Papa, Rio
kembali merasa aman dan nyaman lalu tidurlah Rio dengan tenangnya.”
Kupikir
aku mulai memahami apa maksud Papa yang melakukan hal-hal lucu tadi padaku dan
bertanya terus menerus.
“Nah,
apa yang terjadi dengan Rio, terjadi dengan Papa dan semua manusia. Kita suatu
waktu akan merasakan memerlukan perlindungan, memerlukan bantuan, dorongan,
tenaga hidup. Dan semuanya itu kita peroleh jika kita menyadari bahwa Tuhan itu
ada dan selalu memayungi hidup kita. Dalam segala kesulitan dan kegelapan, kita
akan merasakan bahwa ada tangan yang terulur yang akan menopang hidup kita dan
membuat kita aman, tentram dan bahagia dan memungkinkan kita tuk tidur
kembali.”
Ya,
kukira akhirnya aku memahami benar penjelasan Papa.
Sumber Cerita : http://indonesiabercerita.org
Pesan
Tujuan kita hidup bukan hanya untuk menemukan jati diri kita sesungguhnya, tapi juga untuk "memahami" dan "menemukan" siapa pencipta kita beserta alam semesta dan isinya. Sehingga kita mampu mengambil langkah-langkah yang tepat dan benar dalam mengarungi kehidupan ini selaku hambaNya. (Gede Laksana 17/05/2017)
No comments:
Post a Comment