Monday, 8 May 2017

MANTRA KEDUA PANCA SEMBAH


" OM SWASTIASTU "

Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan saya yang berjudul "SEMBAH PUYUNG KAH? MUSPA PUYUNG? ATAU SEMBAH TANPA SARANA?"

Pada rangkaian mantra Panca Sembah dalam persembahyangan masyarakat Hindu, sembah kedua dari  Panca Sembah memakai bunga berwarna putih/petak, yang dijepit pada ujung kedua telapak tangan dan jari-jari dicakupkan tepat di depan dahi/kening. Bunyi dari mantra kedua Panca Sembah yaitu; 


OM Adityasyà param jyoti

rakta tejo namo’stute

sweta pankaja madhyastha

bhàskaràya namo’stute

OM = aksara suci Tuhan
Aditya = Dewa Matahari (Dewa Surya)
Param = yang terutama, terindah (parama)
Jyoti = Jalan penghidupan yang tentram, bahagia dan sempurna
Rakta/rekta = merah
Tejo = sinar/cahaya
Namo = nama/gelar
Stute = memuja/memuji
Sweta = putih / bersih suci
Pankaja = sinar, cahaya/telapak (pangkaja)
Madhyastha = berdiri sebagai penengah/ditengah-tengah
Bhaskara = matahari/surya

Artinya:
Oh Hyang Widhi, Dewa Surya yang utama pemberi kebahagian dan kesempurnaan. Engkau yang bersinar merah, hamba memujaMu. Berstana ditengah-tengah dengan cahayaMu yang putih suci. Hamba memujaMu Hyang Surya.

Dari sini kita bisa tahu kepada siapa mantra kedua dari Panca Sembah ini ditujukan. Mantra ini tak lain ditujukan kepada Dewa Surya, maka dari itu sebelum memulai mantra kedua ini, kita kerap mendengar aba-aba dari Pemangku yang berbunyi "ngiring sembah/muspa ke Surya".

Nah untuk menambah pengetahuan buat kita, izinkan saya untuk sedikit menjelaskan tentang Dewa MatahariDewa Surya juga dikenal dengan nama "Aditya" yang berarti putra dari Dewi Aditi (ibu para dewa) dengan Rsi Kasyapa. Dewa Surya juga kerap diberi gelar Siwa Raditya. Ini dikarenakan sebuah mitologi yang menceritakan bahwa diantara murid-murid dari Dewa Siwa, yang paling cerdas adalah Dewa Surya, maka dari itu beliau diberi gelar oleh GuruNya sebagai Siwa Aditya. Karena kata Siwa Aditya kemudian masuk ke dalam bahasa Jawa Kuno, maka kini menjadi Siwa Raditya. Kata "Ra" disini berarti mulia, contoh seperti kata "rabi" yang berarti wanita yang mulia/istri. Dan karena Dewa Siwa juga sebagai Guru dari para Dewa, maka beliau bergelar "Bhatara Hyang Guru".

Menurut kepercayaan Hindu, Dewa Surya mengendarai kereta yang ditarik oleh 7 ekor kuda. Ia memiliki sais yang bernama Aruna, saudara dari Garuda (wahana dari Dewa Wisnu). Beliau memiliki tiga istri yang bernama Dewi Saranyu, Dewi Ragyi, dan Dewi Prabha. Dewi Saranyu adalah ibu dari Waiwaswata Manu (Manu yang ketujuh), si kembar Dewa Yama (bertugas mengadili kehidupan makhluk dengan memberi pahala/hukuman setelah kematian) dan Dewi Yami (bertugas mengadili kehidupan makhluk dengan memberi pahala/hukuman saat masih hidup), serta si kembar Dewa Aswan dan Dewa Aswin (Dewa Obat-Obatan).

Cuma sedikit yang mampu saya ulas, semoga tulisan ini bisa menambah pengetahuan dari semeton se-dharma. Kehadiran tulisan ini bukan maksud saya untuk menggurui, tapi ini murni untuk kita saling belajar. Jikalau ada kesalahan dari saya selaku penulis, saya mohon maaf sebesar-besarnya.

Tulisan berikutnya akan kita bahas mantra Panca Sembah yang lainnya. ~ Suksma ~
          


" OM SHANTI, SHANTI, SHANTI, OM "






No comments:

Post a Comment

UDENG

" OM SWASTIASTU " Tata busana orang-orang Bali ketika melaksanakan suatu upacara atau kegiatan keagamaan memiliki ciri-ciri ...