Saturday, 13 May 2017

MANTRA KETIGA PANCA SEMBAH

" OM SWASTIASTU "

Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan saya sebelumnya yang berjudul "MANTRA KEDUA PANCA SEMBAH"

Pada rangkaian mantra Panca Sembah dalam persembahyangan masyarakat Hindu, sembah ketiga dari  Panca Sembah memakai bunga atau kewangen (penjelasan tentang kewangen akan saya bahas lain kali). Sembah ini bertujuan untuk memohon kerahajengan jagat, yang ditujukan kepada Sang Hyang Samudaya. Kata Samudaya terdiri dari kata Sam = berkumpul, Udaya = tinggi/luhur, jadi Samudaya berarti kumpulan Dewa/Bhatara yang tinggi, maka dari itu kita tak lagi menggunakan kata Bhatara Sami, karena akan terjadi makna yang tumpang tindih. 

Pada mantra ketiga ini, kita lebih mengenal dengan istilah sembah yang ditujukan kepada Istadewata. Makna dari Istadewata adalah Dewata yang diinginkan kehadiranNya pada waktu memuja. Jadi khusus untuk mantra ini bisa berbeda-beda, tergantung dimana dan kapan bersembahyangan dilakukan..

Misalnya pada hari Saraswati yang dipuja ialah Dewi Saraswati dengan Saraswati Stawa. Pada hari lain dipuja Dewata yang lain dengan stawa-stawa yang lain pula.

Pada persembahyangan umum, seperti pada persembahyangan hari Purnama dan Tilem, Dewata yang dipuja adalah Sang Hyang Siwa. Stawanya sebagai berikut:

Om nama dewa adhisthanàya
sarwa wyapi wai Siwàya
padmàsana eka pratisthàya
ardhanareswaryai namo namah


Om = aksara Suci Tuhan
nama = nama/gelar
dewa = Dewa/Dewata
adisthana= terdiri dari dua kata "adi" (indah/luhur/tinggi/utama), dan "sthana" (tempat tingal/linggih)
sarwa serba/semua/dimana-mana 
wyapi = ada/hadir
wai = menjadi
Siwaya = kepada Dewa Siwa
padmasana = tahta/singgasana, atau terdiri dari dua kata, yaitu "padma" (bunga teratai) dan "asana" (tempat duduk/kursi/singgasana)
eka = satu/tunggal
pratisthaya = kepada yang bertempat tinggal/diam/duduk
ardhanareswari = sebutan untuk Dewa Siwa ketika mengambil wujud purusa dan pradana

Artinya: Oh Hyang Widhi, kepada dewata yang bersemayam pada tempat yang tinggi, kepada Hyang Siwa yang berada di mana-mana, bunga teratai sebagai singasanaNya pada satu tempat, kepada Hyang Siwa sebagai Purusa dan Perdana hamba memujaMu.

Sedangkan pada hari biasa, kita menggunakan mantra dibawah ini ketika melakukan persembahyangan di Pura Pemerajan/Kamimitan (Rong Tiga), Paibon, Dadia atau Padharman, mantramnya sebagai berikut : 


Om , Brahma Wisnu IÇwara dewam
jiwatman trilokanam,
Sarwa jagat pratistanam
suddha klesa winasanam,
Om guru paduka dipata ya namah

Omaksara Suci Tuhan
Brahmà Wisnu Iswara = Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Iswara
dewam = ke Dewa..../kepada Dewa.....
jiwatman = jiwa (benih kehidupan), dan atman (percikan kecil dari Brahman yang berada di dalam setiap makhluk hidup) jadi jiwatman berarti yang memberi kehidupan
Trilokanam = Tri (tiga), dan lokanam (dimensi/dunia/tempat)
sarwa = semua/seluruh
jagat = dunia/alam semesta
pratisthanam = yang bertempat tingal/bersemayam/mensucikan
suddha = menghilangkan/berkurang/mensucikan
klesa = rintangan/gangguan
winasamam = lebur/musnah/hapus
guru = guru/orang tua/pengajar/gelar untuk Hyang Siwa sebagai Bhatara Guru
paduka = paduka/yang terhormat/anda/kamu

Artinya: Oh Hyang Widhi, dalam wujudMu sebagai Dewa Brahma, Dewa Wisnu, Dewa Iswara, yang menjiwai ketiga dunia, seluruh alam semesta tersucikan, bersih dari rintangan dan noda yang termusnahkans olehMu, Oh Hyang Widhi selaku Bapak alam semesta hamba memujaMu.

Cuma segini yang mampu saya ulas, semoga tulisan ini bisa menambah pengetahuan dari semeton se-dharma. Kehadiran tulisan ini bukan maksud saya untuk menggurui, tapi ini murni untuk kita saling belajar. Jikalau ada kesalahan dari saya selaku penulis, saya mohon maaf sebesar-besarnya.

Tulisan berikutnya akan kita bahas mantra Panca Sembah yang lainnya. ~ Suksma ~
          

" OM SHANTI, SHANTI, SHANTI, OM "


No comments:

Post a Comment

UDENG

" OM SWASTIASTU " Tata busana orang-orang Bali ketika melaksanakan suatu upacara atau kegiatan keagamaan memiliki ciri-ciri ...